Websejarah.com – Sebelum Islam dan Kristen menjadi agama dominan di Indonesia, nusantara telah mengalami periode panjang di bawah pengaruh Hindu-Buddha. Kepercayaan ini tidak hanya membentuk struktur politik dan sosial kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, hingga Majapahit, tetapi juga meninggalkan warisan budaya yang masih terasa hingga kini. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana sistem kepercayaan Hindu-Buddha di Indonesia berkembang, ciri khasnya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat.
Hindu-Buddha mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-4 Masehi melalui jalur perdagangan. Teori yang menjelaskan masuknya agama ini meliputi:
Perpaduan antara pengaruh India dan budaya lokal menciptakan sistem kepercayaan yang unik di Nusantara.
Dalam ajaran Hindu yang berkembang di Indonesia, konsep utama ketuhanan adalah Trimurti, yang terdiri dari:
Kepercayaan ini dipadukan dengan sistem kasta yang memengaruhi struktur sosial kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia.
Berbeda dengan Hindu, agama Buddha lebih menekankan pada pencapaian nirwana (kesempurnaan spiritual) melalui dharma (ajaran kebenaran) dan samsara (siklus kehidupan dan reinkarnasi). Dua aliran utama Buddha yang berkembang di Indonesia adalah:
Dalam sistem kepercayaan Hindu-Buddha, raja bukan sekadar pemimpin politik tetapi juga pemimpin spiritual. Konsep dewaraja (raja sebagai titisan dewa) berkembang pesat di kerajaan-kerajaan Nusantara, terutama pada era Majapahit dan Mataram Kuno.
Sebagai contoh, Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan dianggap sebagai titisan Wisnu, sementara Raja Kertanegara dari Singasari dikenal sebagai pemimpin yang mengadopsi ajaran Tantrayana, cabang Buddha yang bercampur dengan kepercayaan Hindu.
Sistem kepercayaan Hindu-Buddha di Indonesia diperkaya dengan berbagai ritual dan upacara sakral, seperti:
Selain itu, candi-candi besar seperti Borobudur dan Prambanan dibangun sebagai tempat peribadatan sekaligus pusat pembelajaran spiritual.
Meski kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha telah lama runtuh, pengaruh sistem kepercayaannya masih dapat ditemui dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:
Hingga saat ini, Bali menjadi contoh nyata bagaimana ajaran Hindu dari zaman kerajaan masih bertahan dalam kehidupan modern.
Pada abad ke-14 hingga 16, sistem kepercayaan Hindu-Buddha mulai mengalami kemunduran karena beberapa faktor:
Sistem kepercayaan Hindu-Buddha di Indonesia memiliki peran besar dalam membentuk identitas budaya dan spiritual masyarakat Nusantara. Meski kini telah banyak tergeser oleh Islam dan Kristen, warisan Hindu-Buddha masih dapat ditemui dalam seni, arsitektur, serta berbagai tradisi yang masih lestari.
Dengan memahami sejarah sistem kepercayaan ini, kita dapat lebih menghargai keberagaman budaya Indonesia serta bagaimana agama dan kepercayaan membentuk perjalanan panjang bangsa ini.
Referensi: