Websejarah.com – Indonesia memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh peradaban Hindu-Buddha, terutama dalam bidang arsitektur dan seni. Berbagai kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram Kuno meninggalkan jejak budaya yang luar biasa dalam bentuk candi, prasasti, relief, dan patung. Keindahan serta keunikan arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia tidak hanya mencerminkan estetika, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Artikel ini akan membahas perkembangan arsitektur dan seni pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, karakteristiknya, serta pengaruhnya terhadap budaya Indonesia saat ini.
Daftar isi artikel
Sejarah Perkembangan Arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia

Arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia berkembang pesat pada abad ke-4 hingga ke-15 Masehi. Pengaruhnya datang dari India melalui jalur perdagangan dan misi keagamaan. Kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit memainkan peran penting dalam membangun berbagai monumen keagamaan.
Perkembangan arsitektur Hindu-Buddha dapat dibagi menjadi beberapa periode utama:
- Masa Awal (Abad ke-4 – 7 Masehi)
- Ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu pertama seperti Kutai dan Tarumanegara.
- Bangunan keagamaan masih berbentuk sederhana dan banyak dipengaruhi gaya India.
- Masa Kejayaan (Abad ke-8 – 13 Masehi)
- Periode ini melahirkan karya besar seperti Candi Borobudur dan Prambanan.
- Gaya arsitektur semakin berkembang dengan kombinasi unsur lokal.
- Masa Akhir (Abad ke-14 – 15 Masehi)
- Arsitektur Hindu-Buddha mulai bercampur dengan unsur Islam seiring melemahnya pengaruh Hindu-Buddha.
Ciri Khas Arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia
Arsitektur Hindu-Buddha memiliki ciri khas yang membedakannya dari gaya arsitektur lainnya. Berikut adalah beberapa elemen utama:
1. Struktur Bangunan Berbentuk Punden Berundak
Struktur bertingkat ini merupakan adaptasi dari kepercayaan nenek moyang Indonesia yang sudah ada sebelum Hindu-Buddha masuk. Bentuk ini melambangkan perjalanan menuju pencerahan atau Nirwana.
2. Penggunaan Batu Andesit sebagai Material Utama
Sebagian besar candi Hindu-Buddha di Indonesia dibangun menggunakan batu andesit yang kokoh dan tahan lama. Batu ini banyak ditemukan di Pulau Jawa dan sering digunakan dalam konstruksi candi besar seperti Borobudur dan Prambanan.
3. Relief yang Mengandung Nilai Filosofis
Hampir semua bangunan Hindu-Buddha di Indonesia dihiasi dengan relief yang menggambarkan ajaran agama, mitologi, atau kehidupan sosial pada masa itu. Contohnya adalah relief Karmawibhangga di Borobudur yang menggambarkan konsep karma dalam ajaran Buddha.
4. Struktur Candi yang Mencerminkan Kosmologi Hindu-Buddha
Candi-candi Hindu-Buddha umumnya memiliki tiga bagian utama, yaitu:
- Bhurloka (bagian bawah) melambangkan dunia manusia.
- Bhuvarloka (bagian tengah) melambangkan dunia roh.
- Svarloka (bagian atas) melambangkan dunia para dewa atau Nirwana.
Contoh Karya Arsitektur Hindu-Buddha di Indonesia
Berikut adalah beberapa contoh karya arsitektur Hindu-Buddha yang terkenal di Indonesia:
1. Candi Borobudur
Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8. Struktur bangunannya berbentuk mandala dan memiliki lebih dari 2.500 panel relief serta 504 arca Buddha.
2. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang didedikasikan untuk Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Candi ini terkenal dengan relief Ramayana yang menghiasi dindingnya.
3. Candi Sewu
Terletak tidak jauh dari Prambanan, Candi Sewu adalah candi Buddha yang memiliki 249 candi perwara di sekelilingnya, mencerminkan kepercayaan Mahayana.
4. Candi Penataran
Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang memiliki struktur khas dengan perpaduan unsur Hindu dan kepercayaan lokal.
Seni Hindu-Buddha di Indonesia
Selain arsitektur, seni rupa Hindu-Buddha juga berkembang pesat dalam bentuk patung, relief, dan seni ukir.
1. Patung Dewa dan Buddha
Banyak patung Hindu-Buddha ditemukan di Indonesia, seperti Arca Harihara dari Singasari yang menggambarkan perpaduan Siwa dan Wisnu.
2. Relief Epik Mahabharata dan Ramayana
Relief yang menceritakan kisah Mahabharata dan Ramayana dapat ditemukan di berbagai candi seperti Prambanan dan Penataran.
3. Seni Hiasan dan Ukiran
Ukiran khas Hindu-Buddha juga dapat ditemukan pada gapura dan gerbang kerajaan seperti di Trowulan, ibu kota Majapahit.
Pengaruh Arsitektur dan Seni Hindu-Buddha di Indonesia Saat Ini
Warisan arsitektur dan seni Hindu-Buddha masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek budaya Indonesia, seperti:
- Struktur Pura di Bali
Banyak pura di Bali mengadopsi gaya arsitektur Hindu-Buddha, seperti Pura Besakih yang dianggap sebagai “Ibu dari Semua Pura” di Bali. - Motif Batik dan Ukiran Tradisional
Beberapa motif batik dan ukiran masih mengandung unsur Hindu-Buddha, seperti motif kawung yang terinspirasi dari relief candi. - Pengaruh dalam Sastra dan Kesenian
Pertunjukan wayang kulit dan sendratari masih mengangkat kisah Ramayana dan Mahabharata yang berasal dari tradisi Hindu-Buddha.
Arsitektur dan seni Hindu-Buddha di Indonesia merupakan warisan budaya yang memiliki nilai estetika dan filosofis tinggi. Berbagai candi, relief, dan patung yang masih berdiri hingga saat ini menjadi bukti kejayaan peradaban Hindu-Buddha di Nusantara.
Pengaruhnya masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam seni, arsitektur, maupun budaya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Referensi:
- Coedes, G. (1968). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press.
- Raffles, T. S. (1817). The History of Java. Oxford University Press.
- Soekmono, R. (1995). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Jordaan, R. E. (2003). The Lost Temples of Java. Periplus Editions.