Websejarah.com – Indonesia memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai peradaban, salah satunya adalah peradaban Hindu-Buddha. Jejak peradaban ini masih dapat ditemukan dalam berbagai peninggalan sejarah yang tersebar di seluruh nusantara, mulai dari candi megah, prasasti bersejarah, hingga sistem pemerintahan yang masih memiliki pengaruh hingga saat ini.
Artikel ini akan membahas secara mendalam peninggalan zaman Hindu-Buddha di Indonesia, bagaimana pengaruhnya terhadap budaya lokal, serta peninggalan penting yang masih dapat kita saksikan hingga kini.
Daftar isi artikel
Sejarah Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia diperkirakan mulai masuk pada abad ke-4 melalui jalur perdagangan laut. Para pedagang dari India membawa serta agama dan budaya mereka, yang kemudian diterima oleh masyarakat lokal dan kerajaan-kerajaan yang berkembang di kepulauan Nusantara.
Proses ini dikenal dengan teori Waisya, yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha diperkenalkan oleh para pedagang India yang berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Selain teori Waisya, ada pula teori Ksatria yang menyebutkan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh para prajurit India yang melarikan diri ke Nusantara, serta teori Brahmana yang beranggapan bahwa kaum Brahmana (golongan pendeta) dari India datang dan menyebarkan ajaran Hindu-Buddha di Nusantara.
Bukti-bukti keberadaan Hindu-Buddha di Indonesia terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang masih ada hingga kini. Berikut adalah beberapa peninggalan penting dari masa tersebut.
Peninggalan Zaman Hindu-Buddha di Indonesia
1. Candi sebagai Peninggalan Hindu-Buddha
Salah satu bentuk peninggalan paling nyata dari zaman Hindu-Buddha di Indonesia adalah candi. Candi merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat ibadah, pemujaan, serta makam raja-raja yang telah meninggal. Beberapa candi terkenal dari masa ini antara lain:
a. Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia dan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO. Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra pada abad ke-8. Struktur candi berbentuk mandala, mencerminkan kosmologi Buddha dengan tiga tingkat utama: Kamadhatu (dunia nafsu), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk).
b. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Sanjaya. Candi utama dalam kompleks ini adalah Candi Siwa Mahadewa, yang memiliki tinggi sekitar 47 meter. Candi ini juga dihiasi dengan relief kisah Ramayana yang menggambarkan epos Hindu terkenal.
c. Candi Mendut
Candi Mendut merupakan candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Borobudur. Di dalam candi ini terdapat arca Buddha dalam posisi duduk dengan sikap tangan Dharmachakra Mudra, yang melambangkan ajaran Buddha.
d. Candi Sewu
Candi Sewu merupakan salah satu kompleks candi Buddha terbesar setelah Borobudur. Candi ini terletak di dekat Candi Prambanan dan menjadi bukti bahwa pada masa lalu agama Hindu dan Buddha berkembang berdampingan di Nusantara.
2. Prasasti sebagai Sumber Sejarah Hindu-Buddha
Prasasti merupakan peninggalan tertulis dari zaman Hindu-Buddha yang memberikan informasi penting mengenai sejarah, pemerintahan, dan kehidupan masyarakat pada masa itu. Beberapa prasasti terkenal antara lain:
a. Prasasti Yupa
Prasasti Yupa ditemukan di Kalimantan Timur dan merupakan bukti keberadaan Kerajaan Kutai pada abad ke-4 M. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, berisi tentang raja Mulawarman yang dermawan.
b. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan di Bogor, Jawa Barat, dan merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, berisi jejak kaki Raja Purnawarman yang dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu.
c. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Palembang dan merupakan bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini menceritakan tentang ekspedisi militer Dapunta Hyang yang memperluas wilayah kekuasaan Sriwijaya.
d. Prasasti Kalasan
Prasasti ini ditemukan di Yogyakarta dan menyebutkan pembangunan sebuah candi Buddha pada masa pemerintahan Raja Rakai Panangkaran dari Kerajaan Mataram Kuno.
3. Sistem Pemerintahan dan Sosial-Budaya
Selain peninggalan berupa bangunan dan prasasti, zaman Hindu-Buddha juga memberikan pengaruh besar dalam sistem pemerintahan dan sosial-budaya di Indonesia. Beberapa pengaruh tersebut antara lain:
- Sistem kerajaan: Bentuk pemerintahan berbasis monarki atau kerajaan mulai berkembang pada masa Hindu-Buddha. Raja dianggap sebagai perwujudan dewa di bumi (dewa-raja).
- Sistem kasta: Meski tidak seketat di India, sistem kasta pernah diterapkan dalam masyarakat Hindu-Buddha di Nusantara.
- Pengaruh dalam seni dan sastra: Kesenian seperti wayang kulit dan sastra kuno seperti Kakawin Ramayana dan Mahabharata berkembang pesat pada masa ini.
Peninggalan zaman Hindu-Buddha di Indonesia merupakan bukti kejayaan peradaban yang pernah berkembang di Nusantara. Candi-candi megah, prasasti bersejarah, serta sistem sosial dan budaya yang terbentuk pada masa itu masih dapat kita lihat jejaknya hingga kini. Pemahaman terhadap peninggalan ini tidak hanya memperkaya wawasan sejarah, tetapi juga membantu kita dalam menjaga warisan budaya yang berharga.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan peninggalan ini agar tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Referensi:
- Coedès, G. (2019). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press.
- Slamet Muljana. (2006). Sriwijaya. LKiS Yogyakarta.
- Supratikno Rahardjo. (2011). Peradaban Jawa: Dari Mataram Kuno Hingga Majapahit. Komunitas Bambu.
- Poesponegoro, M.D., & Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia II. Balai Pustaka.