Websejarah.com – Sastra dan bahasa pada zaman Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia memiliki peran penting dalam perkembangan kebudayaan, pemerintahan, dan agama. Sejak masuknya pengaruh Hindu dan Buddha dari India sekitar abad ke-4 Masehi, bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa banyak digunakan dalam prasasti dan naskah kuno. Sastra yang berkembang saat itu tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana penyebaran ajaran agama, hukum, serta legitimasi kekuasaan.
Artikel ini akan membahas perkembangan bahasa dan sastra pada zaman kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, mulai dari pengaruh India, jenis aksara yang digunakan, hingga peninggalan sastra yang masih berpengaruh hingga saat ini.
Daftar isi artikel
Pengaruh India terhadap Bahasa dan Sastra di Nusantara
Kedatangan pengaruh India ke Nusantara membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek bahasa dan sastra. Pengaruh ini terjadi melalui perdagangan, hubungan diplomatik, dan penyebaran agama Hindu-Buddha.
Bahasa Sanskerta sebagai Bahasa Elite
Bahasa Sanskerta memainkan peran utama dalam komunikasi resmi di kerajaan Hindu-Buddha. Bahasa ini digunakan dalam prasasti, kitab keagamaan, dan teks hukum. Namun, penggunaannya terbatas pada kaum elite seperti raja, pendeta, dan cendekiawan. Beberapa contoh prasasti berbahasa Sanskerta di Indonesia adalah:
- Prasasti Yupa (abad ke-4 Masehi) – ditemukan di Kutai, Kalimantan Timur, dan merupakan salah satu prasasti tertua yang menggunakan aksara Pallawa serta bahasa Sanskerta.
- Prasasti Tarumanagara (abad ke-5 Masehi) – ditemukan di Jawa Barat, berisi informasi tentang Raja Purnawarman dan pembangunan saluran air.
- Prasasti Nalanda (abad ke-9 Masehi) – menyebutkan raja Sriwijaya yang berhubungan dengan pendidikan agama Buddha di India.
Bahasa Jawa Kuno dan Melayu Kuno
Selain bahasa Sanskerta, bahasa daerah seperti Jawa Kuno dan Melayu Kuno juga berkembang pesat. Bahasa ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan mulai menggantikan bahasa Sanskerta dalam berbagai prasasti. Misalnya:
- Prasasti Kedukan Bukit (683 Masehi) – menggunakan bahasa Melayu Kuno dan menunjukkan awal kebangkitan Kerajaan Sriwijaya.
- Prasasti Balitung (abad ke-9 Masehi) – menggunakan bahasa Jawa Kuno dan menggambarkan sistem pemerintahan Mataram Kuno.
Sistem Aksara pada Masa Hindu-Buddha
Aksara yang berkembang pada masa ini sebagian besar berasal dari India, tetapi mengalami adaptasi sehingga melahirkan aksara lokal. Berikut adalah beberapa jenis aksara yang digunakan di Nusantara:
1. Aksara Pallawa
Aksara Pallawa adalah sistem tulisan yang berasal dari India Selatan dan banyak ditemukan dalam prasasti tertua di Indonesia. Contohnya adalah prasasti Yupa dan prasasti Tarumanagara.
2. Aksara Kawi
Aksara Kawi berkembang di Jawa dan digunakan dalam prasasti maupun karya sastra. Aksara ini merupakan turunan dari Pallawa yang disesuaikan dengan kebutuhan bahasa Jawa Kuno.
3. Aksara Rencong dan Kuno Lainnya
Di beberapa wilayah lain, seperti Sumatra dan Kalimantan, berkembang aksara lokal seperti Rencong yang dipengaruhi oleh aksara Pallawa dan Kawi.
Karya Sastra Zaman Hindu-Buddha
Zaman Hindu-Buddha di Indonesia melahirkan banyak karya sastra yang masih berpengaruh hingga kini. Sastra pada masa ini terbagi dalam beberapa bentuk, seperti kakawin, kidung, dan naskah keagamaan.
1. Kakawin
Kakawin adalah puisi klasik Jawa yang berisi ajaran moral, kepahlawanan, dan cerita mitologi Hindu. Beberapa kakawin terkenal antara lain:
- Kakawin Ramayana – adaptasi dari epos Ramayana yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.
- Kakawin Arjunawiwaha – karya Mpu Kanwa yang menceritakan kepahlawanan Arjuna dan dikaitkan dengan Raja Airlangga.
- Kakawin Sutasoma – karya Mpu Tantular yang mengandung ajaran toleransi beragama dengan konsep “Bhinneka Tunggal Ika”.
2. Kidung
Berbeda dengan kakawin yang menggunakan bahasa Jawa Kuno, kidung ditulis dalam bahasa Jawa Tengahan dan lebih mudah dipahami masyarakat umum. Contohnya adalah Kidung Sunda dan Kidung Harsawijaya.
3. Naskah Keagamaan
Banyak kitab keagamaan Hindu-Buddha yang berkembang pada masa itu, seperti:
- Kitab Sanghyang Kamahayanikan – teks agama Buddha Mahayana yang ditemukan di Jawa Timur.
- Kitab Smaradhana – karya sastra Hindu yang membahas kisah dewa Kama dan Ratih.
Dampak Sastra dan Bahasa Hindu-Buddha bagi Indonesia
Warisan bahasa dan sastra dari masa Hindu-Buddha masih dapat ditemukan dalam kebudayaan Indonesia saat ini. Beberapa pengaruhnya antara lain:
- Bahasa dan Aksara
- Banyak kata dalam bahasa Indonesia berasal dari Sanskerta, seperti desa, negara, raja, pustaka, dharma.
- Aksara Jawa dan Bali merupakan turunan dari aksara Kawi.
- Filosofi dan Konsep Pemerintahan
- Konsep kepemimpinan berdasarkan Dharma masih digunakan dalam filosofi kepemimpinan di Indonesia.
- Karya Sastra yang Diadaptasi
- Cerita Ramayana dan Mahabharata masih menjadi bagian penting dalam seni wayang dan sastra modern.
Bahasa dan sastra pada zaman Kerajaan Hindu-Buddha memiliki peran besar dalam membentuk kebudayaan Indonesia. Pengaruh bahasa Sanskerta, aksara Pallawa, serta karya sastra seperti kakawin dan kidung masih terasa hingga kini. Dengan memahami warisan sastra ini, kita dapat melihat bagaimana budaya Indonesia terus berkembang melalui asimilasi dan inovasi dari masa ke masa.
Referensi:
- Coedès, G. (1968). The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press.
- Zoetmulder, P. J. (1974). Kalangwan: A Survey of Old Javanese Literature. Martinus Nijhoff.
- Casparis, J. G. de. (1956). Prasasti Indonesia I. Bandung: Masa Baru.
- Hall, K. R. (1992). A History of Early Southeast Asia. Oxford University Press.