Websejarah.com – Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh besar peradaban Hindu-Buddha. Pengaruh ini mulai masuk ke Nusantara sekitar abad ke-4 hingga ke-15 Masehi, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem pemerintahan, budaya, seni, hingga agama. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana awal mula masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta dampaknya terhadap masyarakat saat itu.
Asal Usul Pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara
1. Hubungan Dagang sebagai Jalur Masuk Pengaruh Hindu-Buddha
Pada awal Masehi, wilayah Nusantara sudah menjadi jalur perdagangan internasional yang strategis. Letaknya yang berada di antara dua peradaban besar, India dan Tiongkok, menjadikannya tempat persinggahan penting bagi para pedagang. India, yang saat itu telah berkembang dengan peradaban Hindu-Buddha, sering melakukan kontak dengan para pedagang di Nusantara.
Beberapa jalur utama perdagangan yang menjadi pintu masuk pengaruh Hindu-Buddha antara lain:
- Jalur Laut: Melalui Selat Malaka dan Laut Jawa, pedagang India menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
- Jalur Darat dan Sungai: Beberapa kerajaan di Sumatra dan Jawa memiliki sungai besar yang menjadi pusat perdagangan dan interaksi budaya.
2. Peran Para Brahmana dan Penyebaran Agama
Selain pedagang, para Brahmana (golongan pendeta dalam agama Hindu) juga berperan dalam menyebarkan ajaran Hindu-Buddha ke Nusantara. Mereka datang untuk menyebarkan ajaran Hindu kepada para penguasa lokal, yang kemudian mengadopsi sistem kepercayaan tersebut dan menjadikannya sebagai dasar pemerintahan.
Selain Brahmana, para biksu Buddha juga berperan dalam penyebaran agama Buddha. Salah satu tokoh terkenal adalah I-Tsing, seorang biksu dari Tiongkok yang mencatat keberadaan kerajaan Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran agama Buddha pada abad ke-7.
3. Adaptasi dan Akulturasi dengan Budaya Lokal
Meskipun Hindu-Buddha berasal dari India, ajaran dan kebudayaannya tidak serta-merta diterima secara utuh oleh masyarakat Nusantara. Sebaliknya, terjadi proses akulturasi, di mana unsur-unsur Hindu-Buddha disesuaikan dengan tradisi dan budaya lokal.
Beberapa contoh akulturasi ini antara lain:
- Sistem kepercayaan Hindu-Buddha berpadu dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang telah dianut masyarakat Nusantara sebelumnya.
- Bentuk candi dan arsitektur Hindu-Buddha diadaptasi dengan gaya khas Nusantara, seperti yang terlihat pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
- Konsep dewa-raja, di mana raja dianggap sebagai titisan dewa, mulai diterapkan dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Nusantara, muncullah berbagai kerajaan yang mengadopsi budaya dan sistem pemerintahan berdasarkan ajaran ini. Berikut beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang berpengaruh di Nusantara:
1. Kerajaan Kutai (Abad ke-4 M)
- Terletak di Kalimantan Timur, Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu tertua di Nusantara.
- Bukti keberadaannya ditemukan dalam Prasasti Yupa, yang menyebutkan bahwa Raja Mulawarman merupakan penguasa yang taat dalam ajaran Hindu.
- Kutai menganut Hindu aliran Siwaisme.
2. Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 M)
- Berlokasi di Jawa Barat, Tarumanegara adalah kerajaan Hindu yang terkenal dengan raja terkenalnya, Purnawarman.
- Bukti sejarah kerajaan ini ditemukan dalam Prasasti Ciaruteun dan beberapa prasasti lainnya.
- Kerajaan ini memiliki sistem irigasi yang maju dan menunjukkan pengaruh besar dari peradaban India.
3. Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 M – 13 M)
- Sriwijaya dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha Mahayana terbesar di Asia Tenggara.
- Banyak biksu dari Tiongkok dan India datang ke Sriwijaya untuk belajar ajaran Buddha.
- Kerajaan ini juga menguasai jalur perdagangan maritim di Selat Malaka.
4. Kerajaan Mataram Kuno (Abad ke-8 M – 10 M)
- Mataram Kuno adalah kerajaan yang berkembang di Jawa Tengah dan dikenal sebagai pusat kebudayaan Hindu dan Buddha.
- Candi Borobudur dan Prambanan adalah bukti kejayaan kerajaan ini.
- Kerajaan ini sempat dipimpin oleh Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha).
5. Kerajaan Majapahit (1293 M – 1527 M)
- Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.
- Dipimpin oleh Hayam Wuruk dan dibantu oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit berhasil menyatukan Nusantara melalui Sumpah Palapa.
- Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menggambarkan kejayaan Majapahit.
Dampak Pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara
Pengaruh Hindu-Buddha tidak hanya membawa perubahan dalam sistem pemerintahan, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Nusantara.
1. Sistem Pemerintahan dan Politik
- Konsep kerajaan dan dewa-raja mulai diterapkan.
- Struktur pemerintahan menjadi lebih terorganisir dengan adanya jabatan-jabatan seperti mahapatih dan rajapatih.
2. Sastra dan Bahasa
- Pengaruh bahasa Sanskerta sangat besar dalam perkembangan bahasa Melayu dan Jawa.
- Karya sastra seperti Ramayana dan Mahabharata mulai dikenal di Nusantara.
3. Seni dan Arsitektur
- Pembangunan candi sebagai tempat ibadah, seperti Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu).
- Seni ukir dan patung berkembang pesat dengan corak khas Hindu-Buddha.
4. Sistem Kepercayaan dan Religi
- Masyarakat Nusantara mulai mengenal konsep reinkarnasi, karma, dan moksha.
- Hindu dan Buddha hidup berdampingan dengan kepercayaan asli Nusantara.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Melalui jalur perdagangan, interaksi budaya, dan peran para Brahmana serta biksu, ajaran Hindu-Buddha tersebar luas dan berkembang di berbagai kerajaan. Dampaknya masih dapat dirasakan hingga saat ini, baik dalam budaya, bahasa, sistem pemerintahan, maupun seni dan arsitektur Nusantara.
Pemahaman mengenai awal mula pengaruh Hindu-Buddha ini penting untuk mengetahui bagaimana peradaban Indonesia berkembang dan beradaptasi dengan pengaruh luar, sehingga membentuk identitas budaya yang unik hingga saat ini.
Referensi:
- Coedès, George. The Indianized States of Southeast Asia. University of Hawaii Press, 1968.
- Sukmono, R. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Balai Pustaka, 1974.
- Krom, N.J. Hindu-Javanese History. Brill, 1931.
- I-Tsing. A Record of Buddhist Practices. 7th Century.