websejarah.com – Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kekayaan sejarah yang sangat mendalam.
Terletak di bagian timur Pulau Jawa, provinsi ini tidak hanya dikenal karena kekayaan budaya dan sumber daya alamnya, tetapi juga karena peran pentingnya dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Dari masa kerajaan-kerajaan besar Nusantara hingga masa kemerdekaan, Jawa Timur telah menjadi saksi sekaligus pelaku berbagai peristiwa besar yang membentuk identitas nasional.
Sejarah Provinsi Jawa Timur tidak bisa dilepaskan dari kemunculan berbagai kerajaan besar yang pernah berdiri di wilayah ini. Salah satu kerajaan paling terkenal adalah Kerajaan Majapahit, yang berdiri pada abad ke-13.
Majapahit merupakan kerajaan maritim terbesar dalam sejarah Indonesia dan memiliki pusat pemerintahan di wilayah Trowulan, yang kini termasuk dalam Kabupaten Mojokerto.
Namun sebelum Majapahit, wilayah Jawa Timur telah lebih dahulu dihuni oleh berbagai komunitas yang membentuk peradaban awal.
Prasasti-prasasti kuno seperti Prasasti Dinoyo dari abad ke-8 menunjukkan eksistensi Kerajaan Kanjuruhan di daerah Malang.
Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Hindu awal yang berkembang di wilayah Jawa Timur. Selain itu, Kerajaan Janggala dan Panjalu (Kediri) juga turut mewarnai dinamika politik di kawasan ini.
Puncak kejayaan wilayah Jawa Timur terjadi pada masa Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
Di masa inilah cita-cita penyatuan Nusantara mulai diwujudkan. Majapahit berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia bahkan hingga ke Semenanjung Malaya dan Filipina bagian selatan.
Wilayah kekuasaan yang luas tersebut didukung oleh sistem administrasi yang kuat dan jaringan perdagangan yang luas. Jawa Timur menjadi pusat intelektual, budaya, dan spiritual.
Seni sastra berkembang pesat, ditandai dengan karya-karya seperti Negarakertagama dan Sutasoma. Dalam bidang arsitektur, peninggalan berupa candi dan gapura besar seperti Candi Bajang Ratu dan Candi Tikus menjadi bukti kejayaan peradaban Majapahit.
Setelah kemunduran Majapahit pada abad ke-15, wilayah Jawa Timur mengalami proses islamisasi yang cukup cepat.
Proses ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh Walisongo, seperti Sunan Ampel di Surabaya yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam.
Surabaya dan sekitarnya menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam, serta tumbuh menjadi kota pelabuhan yang strategis.
Peralihan kekuasaan dari kerajaan Hindu-Buddha ke kesultanan Islam tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses akulturasi yang damai.
Banyak tradisi dan kebudayaan Hindu-Buddha yang tetap dilestarikan dalam bentuk baru yang disesuaikan dengan nilai-nilai Islam.
Pada masa ini, Kesultanan Demak dan kemudian Mataram Islam juga berpengaruh dalam struktur kekuasaan di wilayah Jawa Timur.
Baca lebih jauh tentang: Makna Logo Provinsi Jawa Timur
Memasuki era kolonial, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah penting bagi penjajah, baik Belanda maupun Jepang.
Kota-kota seperti Surabaya, Malang, dan Madiun menjadi pusat administrasi, militer, dan ekonomi. Surabaya dikenal sebagai kota industri dan pelabuhan yang vital bagi kegiatan dagang kolonial.
Pada masa penjajahan Belanda, muncul berbagai gerakan perlawanan yang dipelopori oleh tokoh-tokoh lokal.
Salah satunya adalah perlawanan petani di Blitar yang dipimpin oleh PETA (Pembela Tanah Air) pada masa pendudukan Jepang.
Selain itu, organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Sarekat Islam dan Boedi Oetomo memiliki basis pendukung yang cukup kuat di Jawa Timur.
Surabaya memiliki peran monumental dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 menjadi tonggak penting perjuangan bangsa Indonesia melawan pasukan Sekutu dan Belanda yang ingin kembali menjajah.
Pertempuran besar ini melibatkan ribuan pejuang dan rakyat sipil yang berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Karena keberanian dan semangat juangnya, Kota Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Peristiwa ini kemudian diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan Nasional.
Jawa Timur menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme.
Setelah Indonesia merdeka, Jawa Timur secara resmi menjadi salah satu dari delapan provinsi pertama yang dibentuk pada tahun 1950.
Provinsi ini kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pemerintahan, industri, dan pendidikan di Indonesia. Surabaya menjadi ibu kota provinsi sekaligus kota terbesar kedua setelah Jakarta.
Jawa Timur memiliki wilayah administratif yang luas, terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Selain Surabaya, kota-kota seperti Malang, Kediri, Jember, dan Banyuwangi juga berkembang menjadi pusat ekonomi dan budaya.
Wilayah ini juga dikenal karena kekayaan alamnya, mulai dari hasil pertanian, perkebunan, tambang, hingga wisata alam seperti Gunung Bromo dan Kawah Ijen.
Di bidang pendidikan, Provinsi Jawa Timur menjadi tempat berdirinya berbagai perguruan tinggi ternama seperti Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Brawijaya. Hal ini menjadikan provinsi ini sebagai salah satu sentra pendidikan tinggi di Indonesia.
Jawa Timur dikenal dengan kekayaan budayanya yang beragam. Bahasa Jawa dialek Timur yang khas, kesenian Ludruk dan Reog, serta tradisi-tradisi lokal seperti Larung Sesaji di pantai selatan, memperlihatkan keragaman budaya yang tetap terpelihara.
Selain itu, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi berbagai kelompok etnis seperti Madura, Osing, dan Tionghoa yang hidup berdampingan secara harmonis.
Keberagaman ini menjadi kekuatan tersendiri dalam pembangunan karakter dan identitas masyarakat Jawa Timur. Budaya gotong royong dan semangat kerja keras tercermin dalam kehidupan sehari-hari penduduknya.
Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang tidak hanya kaya secara geografis, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang membentuk jati diri bangsa.
Dari zaman kerajaan kuno, masa penjajahan, hingga era kemerdekaan dan pembangunan modern, Jawa Timur selalu mengambil peran penting dalam dinamika sejarah Indonesia.
Melalui pemahaman sejarah yang mendalam, kita dapat menghargai perjuangan dan kebesaran peradaban yang pernah tumbuh di tanah Jawa Timur.
Dengan demikian, sejarah tidak hanya menjadi catatan masa lalu, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan masa depan yang lebih baik.