Sejarah Lisan Orang Biasa, Sebuah Pengalaman Penelitian

websejarah.com – Makalah ini membahas sejarah lisan sebagai salah satu pendekatan penting dalam penulisan sejarah. Sejarah lisan dipahami sebagai metode untuk memperoleh data sejarah dengan cara wawancara langsung dengan saksi mata atau pelaku peristiwa yang masih hidup.

Pendekatan ini menjadi sangat relevan ketika sumber tertulis kurang memadai atau ketika sejarawan ingin menggali pengalaman subjektif yang tidak terekam dalam dokumen resmi.

Pengertian Sejarah Lisan

Sejarah lisan adalah bentuk penelitian sejarah yang menitikberatkan pada penggunaan kesaksian individu melalui wawancara.

Metode ini memungkinkan diperolehnya data yang kaya dan mendalam, termasuk detail emosional, konteks sosial, dan interpretasi personal dari peristiwa.

Sejarah lisan bukan sekadar mencatat cerita, tetapi juga menempatkannya dalam konteks ilmiah dengan kritik sumber yang ketat.

Perkembangan Sejarah Lisan

Metode sejarah lisan berkembang pesat pada abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia II. Hal ini didorong oleh kebutuhan untuk mendokumentasikan pengalaman masyarakat biasa, yang sebelumnya sering terabaikan dalam historiografi tradisional.

Kemajuan teknologi perekaman suara dan kemudian video juga mempermudah pengumpulan data sejarah lisan.

Kegunaan Sejarah Lisan

Sejarah lisan memiliki sejumlah manfaat:

  • Melengkapi catatan sejarah tertulis dengan perspektif baru.
  • Menghadirkan suara kelompok marjinal atau minoritas yang sering tidak tercatat dalam dokumen resmi.
  • Menyediakan dimensi emosional dan kemanusiaan yang sulit diperoleh dari arsip.
  • Membantu sejarawan memahami pola pikir, keyakinan, dan persepsi masyarakat di masa lalu.

Metodologi Sejarah Lisan

Untuk menghasilkan sejarah lisan yang valid, sejarawan harus memperhatikan langkah-langkah metodologis:

  1. Perencanaan penelitian – menentukan topik, tujuan, dan kelompok informan.
  2. Persiapan wawancara – menyusun daftar pertanyaan terbuka, menyiapkan alat perekam, dan menjalin kepercayaan dengan narasumber.
  3. Pelaksanaan wawancara – dilakukan secara sistematis, dengan memberi ruang bagi narasumber untuk bercerita bebas.
  4. Transkripsi dan analisis – hasil wawancara ditranskripsi, dianalisis, lalu dibandingkan dengan sumber lain untuk menguji validitasnya.
  5. Penulisan sejarah – hasil wawancara disusun menjadi narasi sejarah yang runtut dan ilmiah.

Kritik terhadap Sejarah Lisan

Meskipun penting, sejarah lisan juga memiliki keterbatasan. Ingatan manusia bisa bias, dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, emosi, bahkan waktu yang telah berlalu. Karena itu, sejarawan harus melakukan kritik internal untuk menilai kebenaran isi wawancara, dan kritik eksternal untuk memastikan identitas dan otoritas narasumber.

Perbedaan dengan Tradisi Lisan

Sejarah lisan berbeda dari tradisi lisan. Tradisi lisan adalah cerita yang diwariskan turun-temurun, sering bercampur dengan mitos dan legenda.

Sementara itu, sejarah lisan didasarkan pada kesaksian langsung, dilakukan secara sadar, dan ditujukan untuk penelitian ilmiah.

Kontribusi Sejarah Lisan

Dengan sejarah lisan, dimensi sejarah menjadi lebih kaya. Ia tidak hanya menceritakan peristiwa besar, tetapi juga pengalaman individu sehari-hari: penderitaan rakyat saat perang, perjuangan sosial, dan dinamika budaya.

Dengan demikian, sejarah lisan membantu menciptakan historiografi yang lebih inklusif, humanis, dan berimbang.

Secara keseluruhan, makalah ini menegaskan bahwa sejarah lisan adalah bagian penting dari metodologi sejarah modern. Ia tidak hanya mengisi kekosongan sumber tertulis, tetapi juga memperluas wawasan kita tentang kehidupan manusia di masa lalu.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Artikel Terkait
Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik Di Mata Indonesianis

Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik Di Mata Indonesianis

Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris

Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris

Pengantar Ilmu Sejarah bagi pembelajar masa lalu

Pengantar Ilmu Sejarah bagi pembelajar masa lalu