Scientia-Sacra adalah konsep pengetahuan sakral yang diperkenalkan oleh Seyyed Hossein Nasr dan dikaji bersama Fahruddin Faiz, yang menyoroti krisis spiritual dan epistemologis dalam dunia modern. Mereka mengidentifikasi sejumlah masalah utama yang meliputi:
Misosophia (ketidaksukaan terhadap kebijaksanaan),
Desakralisasi pengetahuan,
Degradasi peran intelejensia,
Degradasi metafisika sebagai cabang filsafat,
Saintisme (penyembahan terhadap ilmu pengetahuan semata),
Kritisisme, Subyektivisme, Relativisme,
Psikologisme dan biologisme.
Masalah-masalah ini menjadi akar dari krisis yang dihadapi manusia modern.
Akar Masalah Manusia Modern
Kecemasan Manusia Modern: Terhadap bahaya perang, krisis ekologi, polusi udara dan air, serta kelangkaan sumber daya alam.
Sumber Masalah: Bukan berasal dari keterbelakangan (underdevelopment), melainkan keterlaluan kemajuan (overdevelopment).
Akar Masalah Sesungguhnya: Polusi jiwa manusia, khususnya sejak manusia Barat mengambil alih peran ketuhanan di muka bumi dengan menghilangkan dimensi Ilahi dalam kehidupan.
Manifestasi Krisis:
“Hidup dengan roti semata” (materialisme ekstrem),
“Membunuh” Tuhan dan anti-akhirat,
Desakralisasi alam yang berujung eksploitasi brutal tanpa batas dan penuh kesewenangan.
Kutipan Kunci: “Dalam masyarakat tradisional, alam dipandang sebagai istri, tetapi Barat modern mengubahnya menjadi pelacur.”
Kritik Terhadap Sains Modern
Sains modern memiliki pandangan sekuler yang menafikan jejak Tuhan dalam keteraturan alam.
Alam digambarkan secara mekanistik, layaknya mesin yang dapat diprediksi secara mutlak, yang melahirkan masyarakat industri dan kapitalisme.
Berakar pada rasionalisme dan empirisme, serta warisan dualisme Descartes (pemecahan antara subjek dan objek).
Akibatnya, terjadi eksploitasi alam sebagai sumber kekuatan dan dominasi.
Hilangnya Spiritualitas dan Kasus Islam
Tasawuf (Sufisme) menjadi alternatif solusi atas krisis spiritualitas manusia modern.
Tasawuf adalah jiwa yang menghidupkan tubuh dan memberikan semangat pada struktur keberagamaan, baik sosial maupun intelektual.
Namun, tasawuf mengalami penghancuran oleh gerakan rasionalisme dan puritanisme, yang menolak dimensi mistis dan spiritualitas.
Tradisi dan Filsafat Perenial
Tokoh-tokoh penting seperti René Guénon, Frithjof Schuon, dan Seyyed Hossein Nasr mengembangkan konsep Primordial Tradition atau Religio Perennis (agama abadi).
Filsafat Perenial mengajarkan adanya pengetahuan Ilahi mendasar yang bersifat lintas agama dan lintas sejarah.
Filsafat ini tidak menolak ritus dan aspek sosial agama, namun menegaskan bahwa di balik semua itu terdapat satu tradisi asal Ilahiah yang universal.
Kritik terhadap pendekatan orientalis Barat yang terjebak pada historisisme, sehingga agama kehilangan makna transendentalnya dan terlepas dari akar tradisi Ilahiah.
Asumsi Dasar Spiritualitas menurut Nasr dan Faiz
Spiritualitas bersifat menyatukan, sementara agama cenderung membedakan.
Spiritualitas adalah inklusif dan berbasis pengalaman (experiential), bukan sekadar teori.
Menyadari diri sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Mengakui ranah Ketuhanan dalam bentuk apapun.
Melampaui batasan budaya, agama, politik, dan ego.
Konsep Scientia-Sacra
Scientia-Sacra berarti pengetahuan tentang realitas (ma’rifah) sekaligus pembimbing manusia kepada Yang Sakral melalui realisasi kebenaran (tahaqquq).
Proses penyatuan pengetahuan dengan yang diketahui disebut ittihad ‘aqil bi al-ma’qul (persatuan antara akal dan objek pengetahuan), yang menjadikan “mengetahui” berarti “mengada” (knowing as being).
Supremasi Scientia-Sacra atas pengetahuan lain karena berakar pada sumber yang pasti dan nyata, bukan spekulasi.
Berdasarkan kategori kepastian dalam tradisi Islam (ʿilm al-yaqīn, ʿayn al-yaqīn, dan haqq al-yaqīn), scientia-sacra termasuk Haqq al-Yaqin, yang merupakan tingkat kepastian tertinggi.
Epistemologi Scientia-Sacra
Sumber Pengetahuan Scientia-Sacra
Keterangan
Wahyu (Revelation)
Pengetahuan dari sumber Ilahi secara langsung
Intuisi Intelektual (Intellectual Intuition)
Intuisi yang berpusat pada hati, dibimbing Tuhan
Akal (Reason)
Peran sebagai partisipan, bukan pengendali utama
Scientia-sacra dikenal sebagai pengetahuan metafisik tanpa perantara (unmediated metaphysical knowledge).
Spekulasi akal hanya berperan minor; pengetahuan diperoleh melalui penghayatan langsung.
Peran dan Makna Intelek
Intelek (intellectus/nous atau ‘aql dalam Al-Quran) berarti mengikat manusia pada asalnya, yaitu Tuhan.
Secara etimologis, intelek berhubungan dengan agama karena keduanya mengikat manusia pada Tuhan.
Perbedaan dengan modernitas: intelek disederhanakan hanya sebagai kemampuan rasio (reasoning).
Intelek adalah pusat manusia, bersemayam di dalam hati, dan harus dipadukan dengan kualifikasi moral agar berfungsi secara spiritual.
Hubungan antara intelektualitas dan spiritualitas adalah seperti antara pusat dan pinggiran; intelektualitas menjadi spiritualitas saat manusia sepenuhnya hidup dalam kebenaran.
Intelek lebih tinggi dari rasio; rasio hanya alat bantu yang menunjukkan jalan kepada yang buta, bukan alat untuk melihat secara langsung.
Intelek mengaktualisasikan pengetahuan dengan bantuan rasio.
Hubungan Scientia-Sacra dengan Seni
Scientia-sacra menemukan ekspresinya melalui bahasa simbolik seperti lukisan, musik, puisi, dan ekspresi artistik lain yang sarat makna.
Bahasa simbolik ini harus dipahami dalam konteks spiritualitas hidup (living spirituality), bukan sekadar teka-teki yang membingungkan.
Tradisi dan Manifestasinya dalam Peradaban
Tradisi bukan sekadar kebiasaan atau adat istiadat, melainkan kebenaran dan prinsip utama yang bersumber dari Yang Ilahi.
Tradisi diperoleh melalui wahyu para pembawa pesan (nabi, avatar, dsb) dan disebarluaskan sesuai kondisi masyarakat berbeda.
Tradisi harus dihidupkan kembali dalam kehidupan modern agar kebenaran hakiki agama ditemukan dan agama menjadi alternatif solusi bagi masalah manusia modern.
Karakteristik Peradaban Tradisional
Berdasarkan perspektif hirarkis alam semesta.
Dunia fisik dianggap sebagai realitas paling rendah.
Penjelasan dunia bersifat simbolik untuk realitas yang lebih tinggi.
Tidak bersifat antropocentrik (tidak memusatkan manusia).
Fokus pada ranah esoteris (batiniah) dibanding eksoteris (luar).
Tidak memisahkan manusia dari realitas ketuhanan dan makhluk lain.
Fungsi Transformasi Ilmu Tradisional
Ilmu dalam peradaban tradisional terkait dengan perkembangan spiritual.
Proses mengetahui berimplikasi transformasi spiritual.
Ilmu berperan transformatif, menjadi kunci memahami alam dan membantu perjalanan manusia melewati alam.
Kutipan Penting dari Tokoh
Tokoh
Kutipan
Seyyed Hossein Nasr
“The human soul, provided it is pure and strong enough, can contact the unseen in waking life as well as in dreams: all that is required is withdrawal of the soul from the tumult of sensory life.”
Fahruddin Faiz
“The quest for truth must be carried out by each person individually. It is like breathing, something which no one else can do for us.”
Strategi Pengembangan Spiritualitas: Passing Over
Pengalaman keagamaan dan spiritual dapat diperkaya dengan melakukan passing over, yaitu menjelajahi jantung agama lain secara spiritual, lalu kembali membawa pandangan yang mencerahkan bagi agama sendiri.
Strategi ini memperkaya dan menyuburkan pengalaman spiritual secara mendalam.
Kesimpulan
Scientia-Sacra adalah pengetahuan metafisik tertinggi yang menghubungkan manusia dengan Yang Ilahi secara langsung dan pasti.
Krisis manusia modern sangat terkait dengan hilangnya dimensi ilahi dalam kehidupan dan desakralisasi pengetahuan serta alam.
Sains modern yang sekuler dan rasionalistik tidak mampu menjawab kebutuhan spiritual manusia.
Kembali kepada tradisi dan filsafat perennial menjadi solusi untuk mengatasi masalah spiritual dan eksistensial manusia.
Integrasi antara intelek, spiritualitas, dan pengalaman mistik adalah kunci untuk mencapai pengetahuan terdalam.
Seni dan simbolisme berperan penting dalam mengartikulasikan pengetahuan sakral.
Peradaban tradisional menawarkan pendekatan holistik yang mengutamakan keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual.
Ringkasan ini disusun secara komprehensif berdasarkan konten sumber tanpa tambahan informasi di luar teks asli, memuat analisis mendalam dan struktur yang rapi untuk memudahkan pemahaman konsep Scientia-Sacra dan kritiknya terhadap kondisi dunia modern.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com