Ringkasan Filsafat Cinta Eksistensialis Soren Kierkegaard

websejarah.comSoren Kierkegaard, seorang filsuf eksistensialis Denmark, membahas berbagai aspek penting mengenai cinta, eksistensi, otentisitas diri, dan kondisi manusia modern dalam konteks kritik sosial dan religius. Berikut adalah rangkuman komprehensif dari isi teks yang disajikan.

Problematika Masa Kini: Individu dan Masyarakat

  • Kierkegaard mengkritik fenomena “the crowd” atau kerumunan sosial yang menenggelamkan individu, menyebabkan manusia modern merasa kosong dan kehilangan identitas diri.
  • Dalam masyarakat modern, individu menjadi makhluk anonim yang bergantung pada “para ahli” untuk menentukan arah hidupnya.
  • Individu kehilangan otentisitas karena tereduksi menjadi sekadar angka-angka, dan lebih nyaman dengan konsep-konsep abstrak daripada menjadi diri sendiri.
  • Inauthenticity muncul ketika kebutuhan dan karakter individu diabaikan demi kepentingan institusi, kelompok, atau konsep abstrak.
  • Authenticity adalah kondisi subjektif individu yang hidup nyata dan otentik tanpa bergantung pada kelompok atau institusi.

Kondisi Keberagamaan di Denmark

  • Agama Kristen di Denmark pada masa Kierkegaard mengalami formalitas dan ritualisme, dimana agama menjadi urusan ritual dan dogma objektif.
  • Masyarakat tidak lagi peduli pada dimensi subjektif-eksistensial agama, menjadikan agama sebagai sesuatu yang “populer” tanpa makna mendalam.

Konsep Eksistensi Menurut Kierkegaard

  • Eksistensi hanya berlaku untuk manusia sebagai individu, dan tidak dapat direduksi menjadi bagian dari masyarakat, ekonomi, atau ideologi.
  • Eksis berarti hidup secara sadar, personal, dan otentik — bukan sekadar hidup mekanis.
  • Ada perbedaan antara Eksistensi (that-ness) dan Esensi (what-ness); esensi bersifat abstrak dan universal, sedangkan eksistensi bersifat konkret dan individual.

Tiga Level Eksistensi

Level EksistensiCiri-ciri UtamaContoh TokohKeterangan
EstetikHedonis, hidup untuk kesenangan sementara, menghindari kebosanan dan keputusasaan, fokus pada saat ini tanpa peduli masa depan.Don JuanIndividu menghadapi kebosanan dan krisis yang mendorongnya naik ke level berikutnya.
EtikPilihan, komitmen, dan tanggung jawab moral, mematuhi aturan universal baik dan buruk.Socrates (“Pahlawan Tragis”)Menyangkal diri demi moral universal, namun terbatas dalam pemahaman eksistensinya.
ReligiusPemenuhan diri dengan menghadapi Tuhan secara pribadi, menempatkan yang partikular di atas yang universal.Ibrahim (contoh dalam Fear and Trembling)Mengalami hubungan dialektika dengan Tuhan, melampaui pengertian sesama manusia.

Relasi Manusia dengan Tuhan dan Agama

  • Kierkegaard menekankan bahwa agama harus dihayati secara subjektif, bukan hanya diketahui atau dibicarakan secara dangkal.
  • Bukti keberadaan Tuhan tidak dapat diperoleh melalui logika abstrak, melainkan melalui penghayatan eksistensial dan kedekatan pribadi dengan Tuhan.
  • Konsep seperti “Infinite Resignation” dan “Knight of Faith” menggambarkan sikap menyerah total kepada Tuhan dan percaya bahwa bersama Tuhan segala sesuatu mungkin.

Kisah Ibrahim dan Makna Universal

  • Kisah Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya dijadikan simbol keimanan mutlak dan pengorbanan demi Tuhan.
  • Kierkegaard menafsirkan bahwa jika seseorang menyerahkan sesuatu kepada Tuhan, Tuhan akan mengganti dengan cinta dan keselamatan yang lebih besar.
  • Ini menjadi dasar rumusan universal bahwa pengabdian kepada Tuhan akan membawa kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Cinta Menurut Kierkegaard

  • Cinta diibaratkan sebagai sebuah pohon yang kesuburannya terlihat dari buah yang dihasilkan; proses merawat cinta sama pentingnya dengan hasilnya.
  • Cinta mengubah seluruh kehidupan manusia, memberikan makna dan tujuan yang mendalam.
  • Manusia terlahir untuk memberi dan menerima cinta; tanpa cinta, hidup terasa hampa.
  • Cinta mengajarkan kualitas luhur seperti kesabaran, pengorbanan, dan rasa pasrah.
  • Cinta adalah karakter tertinggi manusia yang membuatnya ingin menjadi pribadi yang lebih baik.
  • Cinta adalah salah satu aspek Tuhan yang terwujud dalam manusia, sehingga manusia diciptakan untuk mencintai dan berkorban demi cinta.

Cinta dan Penderitaan

  • Penderitaan adalah bagian penting dalam pengalaman cinta sejati; tanpa rasa takut terluka, cinta sejati tidak mungkin dialami.
  • Cinta yang sejati harus melewati rasa sakit dan penderitaan.
  • Kesulitan dan penderitaan menjadi perekat cinta dan bukti ketulusan.
  • Tidak mungkin mengaku cinta tanpa bersedia menderita demi orang yang dicintai.

Kritik terhadap Zaman Pencerahan dan Rasionalitas

  • Kierkegaard mengkritik bahaya paganisme yang timbul ketika manusia menjadikan dirinya sebagai tolok ukur segala sesuatu.
  • Rasio tidak mampu menjawab persoalan iman dan religiusitas.
  • Manusia cenderung egois dan ingin menjadi ilahi, sehingga definisi cinta pun menjadi egois dan penuh preferensi pribadi.

Sifat Manusia dan Kebenaran

  • Manusia adalah makhluk yang “tidak cukup diri”, memiliki sifat egois dan jahat.
  • Karena itu, manusia tidak bisa dijadikan patokan kebenaran.
  • Hanya Tuhan yang menjadi patokan kebenaran mutlak, dan ukuran kebenaran itu terletak pada tindakan cinta sejati.
  • Cinta sejati tidak merencanakan kejahatan, justru mengasihi bahkan musuhnya.

Perintah Mencintai Sesama

  • Cinta kepada sesama harus bersifat:
  • Rendah hati
  • Menyangkal diri
  • Tidak egois
  • Tidak berpihak
  • Dengan mencintai sesama tanpa keberpihakan, manusia dapat memenuhi keinginannya untuk menjadi ilahi, meniru kasih Tuhan yang mencintai seluruh ciptaan-Nya.

Tiga Kebaikan Cinta Sesama

KebaikanDeskripsi
KeteguhanPerintah mencintai bersifat tetap dan abadi, berbeda dengan perintah lain yang situasional.
OtonomiPerintah cinta didasarkan pada otoritas ilahi yang membebaskan manusia dari penindasan.
SignifikasiKebahagiaan manusia tercapai bukan dari keinginan diri sendiri, melainkan dari respon cinta kepada Allah dan sesama.

Sepuluh Pokok Autentisitas Diri dalam Cinta

  1. Cinta mendidik pecinta untuk membatasi diri, bukan membatasi orang lain.
  2. Cinta sejati percaya, namun tidak mudah diperdaya.
  3. Cinta sejati penuh harapan.
  4. Cinta sejati mencari kebaikan orang lain, bukan kepentingan sendiri.
  5. Cinta sejati mengabaikan pelanggaran yang dilakukan orang lain.
  6. Cinta sejati bersifat menetap.
  7. Cinta sejati murah hati.
  8. Cinta sejati berciri rekonsiliasi.
  9. Cinta sejati seperti mengenang orang yang sudah mati: bebas dari manfaat, laba, dan keberpihakan.
  10. Cinta sejati menyebarkan tindakan cinta kepada orang lain.

Kesimpulan dan Pesan Akhir

  • Kierkegaard menegaskan bahwa yang dibutuhkan zaman bukanlah orang jenius, melainkan martir yang taat pada kebenaran sampai mati, mengajarkan umat manusia taat sejati.
  • Kebangkitan spiritual dan eksistensial adalah yang paling dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.
  • Dalam kata-kata terakhir yang menggugah:
    “LOVE IS ALL IT GIVES ALL IT TAKES ALL” — cinta adalah segalanya, memberikan dan menerima sepenuhnya.

Intisari Utama

  • Kritik terhadap masyarakat modern yang menghilangkan otentisitas individu.
  • Eksistensi otentik hanya dapat dicapai melalui hubungan pribadi dengan Tuhan.
  • Cinta adalah nilai tertinggi dan pusat eksistensi manusia, mengandung pengorbanan, penderitaan, dan transformasi hidup.
  • Agama harus dihayati secara subjektif dan eksistensial, bukan sekadar ritual formal.
  • Manusia tidak mampu menjadi patokan kebenaran, hanya Tuhan yang mutlak.
  • Perintah cinta kepada sesama adalah bentuk manifestasi kebenaran dan kebebasan sejati.

Ringkasan ini menggambarkan pandangan mendalam Kierkegaard tentang cinta, eksistensi, dan spiritualitas yang sangat relevan untuk memahami krisis identitas dan keberagamaan modern.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Artikel Terkait
Pan Islamisme Jamaluddin Al Afghani

Pan Islamisme Jamaluddin Al Afghani

Ilmu Laduni Al Ghazali

Ilmu Laduni Al Ghazali

Scientia Sacra Seyyed Hossein Nasr

Scientia Sacra Seyyed Hossein Nasr

Anarkhisme Epistemologi Paul K. Feyerabend

Anarkhisme Epistemologi Paul K. Feyerabend

Paradigma Ilmu Thomas Kuhn

Paradigma Ilmu Thomas Kuhn

Filsafat Cinta Eksistensialis Jean Paul Sartre

Filsafat Cinta Eksistensialis Jean Paul Sartre