websejarah.com – Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf yang mengembangkan pandangan mendalam mengenai kehidupan, penderitaan, kehendak (will), dan cinta.
Konsep-konsep utama dalam pemikirannya berakar pada tradisi filsafat Barat dan Timur, serta romantisisme, dan mengemukakan pandangan pesimistis tentang realitas manusia serta peran cinta sebagai ilusi biologis.
Filsafat Cinta Eksistensialis Arthur Schopenhauer
1. Akar Pemikiran Schopenhauer
Schopenhauer mengembangkan pemikirannya dengan pengaruh dari beberapa sumber utama:
Sumber Filsafat
Konsep Utama
Plato
Dualisme realitas: penampakan (appearance) & ide
Immanuel Kant
Dualisme realitas: fenomena & noumena
Romantisisme
Pentingnya seni dan musik, prinsip absolut, penderitaan
Filsafat Oriental
Konsep nirvana, maya (ilusi dunia)
Kesimpulan: Schopenhauer memadukan konsep dualisme realitas dengan ide tentang penderitaan dan ilusi dunia untuk membangun kerangka filosofisnya.
5. Hakikat Hidup: Kehendak, Penderitaan, dan Kejahatan
Kehendak manusia tidak pernah terpenuhi secara penuh karena selalu ada rasa kekurangan.
Ketidakterpenuhan kehendak menimbulkan penderitaan yang tiada henti.
Kehendak dianggap sebagai sumber kejahatan karena menyebabkan penderitaan dan hilangnya kebahagiaan.
Hidup manusia adalah siklus penderitaan yang terus-menerus.
6. Pesimisme Universal
Penderitaan adalah struktur universal kehidupan manusia yang tiada henti.
Kebahagiaan hanyalah kelegaan sementara dari penderitaan, diikuti oleh kebosanan.
Kehidupan berulang dalam siklus penderitaan dan kebosanan.
Kesimpulan: Hidup manusia secara fundamental penuh penderitaan dan tidak ada kebahagiaan abadi.
7. Cara Mengatasi Penderitaan
Schopenhauer mengemukakan tiga jalan utama untuk mengatasi penderitaan:
Jalan
Penjelasan
Catatan Penting
Estetis (Seni)
Seni sebagai katarsis, melampaui ruang dan waktu. Musik adalah bentuk seni tertinggi yang menyentuh esensi hidup.
Memberi kelegaan sementara, bukan pembebasan total
Etis
Melalui kebajikan dan simpati (compassion) kepada sesama yang menderita. Membantu orang lain membawa kelegaan.
Kasih sebagai dasar, egoisme sebagai lawan
Asketis
Menyingkirkan kehendak dan keinginan (askesis), mencapai nirvana yang berarti pembebasan dari penderitaan.
Pembebasan total dari kehendak, keadaan tanpa ego
8. Seni dan Musik
Musik dan seni tidak mengekspresikan perasaan spesifik, melainkan esensi universal dari berbagai perasaan seperti sukacita, penderitaan, dan kedamaian.
Seni memberikan kelegaan sementara dan jalan keluar dari penderitaan meskipun tidak membebaskan sepenuhnya.
9. Etika dan Simpati
Simpati kepada sesama yang menderita adalah tindakan etis yang mengurangi penderitaan.
Kasih tanpa pamrih (agape) dan keadilan merupakan contoh konkret dari jalur etis.
Namun, simpati dan seni tetap terkait dengan kehidupan nyata sehingga tidak sepenuhnya membebaskan dari penderitaan.
10. Asketisisme dan Nirvana
Semakin dalam keinginan, semakin dalam rasa sakit.
Cara mengatasi adalah dengan membebaskan diri dari kehendak dan keinginan melalui askesis.
Nirvana adalah keadaan ketiadaan (nothingness) yang membawa kedamaian dan pembebasan dari ego.
11. Bunuh Diri dan Kehendak
Bunuh diri bukanlah cara membebaskan diri dari kehendak.
Justru bunuh diri adalah manifestasi lain dari kehendak, yaitu kehendak untuk mengakhiri hidup.
Oleh karena itu, bunuh diri tidak menghilangkan penderitaan secara esensial.
12. Kehendak untuk Hidup dan Reproduksi
Setiap realitas memiliki kesadaran beragam, dan kehendak untuk hidup adalah kekuatan dinamis yang tidak rasional dan tanpa tujuan selain dirinya sendiri.
Kehendak untuk reproduksi adalah cara kehendak mengalahkan kematian dengan melanjutkan spesies.
Reproduksi adalah naluri paling kuat dan tujuan utama setiap organisme.
Perkawinan bukan untuk kesenangan individu, melainkan untuk kelangsungan spesies.
13. Cinta sebagai Ilusi
Dorongan biologis untuk reproduksi berada di bawah sadar dan mendesak manusia untuk melanjutkan spesies.
Cinta dianggap sebagai ilusi yang diciptakan manusia untuk memenuhi kehendak reproduksi.
Contoh ekstrem dari naluri ini ditemukan pada berbagai organisme yang mengorbankan diri demi keturunan.
14. Hukum Daya Tarik Seksual
Pemilihan pasangan ditentukan oleh kecocokan untuk kelangsungan keturunan.
Cinta dan hubungan dipengaruhi oleh tujuan biologis reproduksi, bukan oleh cinta sejati.
15. Kematian dan Akhir Kehendak
Melalui nirwana, individu meraih kedamaian tanpa kehendak.
Namun, kehidupan berlanjut melalui keturunan.
Penaklukan akhir atas kehendak adalah menghentikan reproduksi.
Perilaku reproduksi dianggap sebagai kejahatan karena memperkuat nafsu hidup dan penderitaan.
Kematian dan kepunahan ras dianggap sebagai penyelesaian penderitaan.
16. Pandangan Schopenhauer tentang Perempuan dan Reproduksi
Perempuan dianggap sebagai pelaku utama kejahatan reproduksi karena menggoda laki-laki untuk melanjutkan keturunan meskipun kehendak telah disadari.
Semakin sedikit interaksi dengan perempuan, hidup dianggap semakin aman dan menyenangkan.
Dengan meningkatnya intelejensi, kehendak reproduksi akan melemah dan ras akan punah, mengakhiri penderitaan.
17. Perbedaan Cinta Pria dan Wanita
Pria cenderung tidak setia, selalu menginginkan hal baru.
Wanita cenderung setia dan melekat pada satu pria.
Perbedaan ini dijelaskan secara biologis untuk mempertahankan keturunan.
Kesetiaan wanita adalah naluri untuk menjaga pelindung keturunan, sementara pria secara alamiah mencari variasi.
Kesimpulan Utama
Kehidupan manusia adalah siklus penderitaan yang tiada henti, yang disebabkan oleh kehendak yang tak pernah puas.
Cinta adalah ilusi biologis yang diciptakan untuk mempertahankan kelangsungan spesies, bukan berasal dari cinta murni.
Seni, etika, dan asketisisme adalah tiga jalan untuk mengurangi atau mengatasi penderitaan, tetapi hanya asketisisme yang menawarkan pembebasan sejati.
Reproduksi adalah manifestasi kehendak yang paling kuat, sekaligus sumber penderitaan dan kejahatan dalam pandangan Schopenhauer.
Akhir penderitaan dan kehendak hanya dapat dicapai dengan penghentian reproduksi dan kepunahan ras.
Referensi Pemikiran: Arthur Schopenhauer melalui karya dan pandangannya memberikan perspektif pesimistis yang mendalam tentang cinta, kehidupan, dan realitas, menekankan kehendak sebagai kekuatan metafisik yang mendasari segala sesuatu dan penderitaan sebagai sifat fundamental eksistensi manusia.
Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com