websejarah.com – Banyak siswa menganggap pelajaran Sejarah sebagai tumpukan tanggal dan nama tokoh yang harus dihafal. Namun, Kurikulum Merdeka mengubah paradigma itu.
Kini, Sejarah di kelas 10 SMA/MA tidak lagi menekankan hafalan, tetapi pemahaman makna, konteks, dan relevansi terhadap kehidupan masa kini.
Perangkat ajar Sejarah terbaru ini dirancang agar guru bisa menghadirkan pembelajaran yang hidup, bermakna, dan menumbuhkan karakter kebangsaan.
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Sejarah untuk Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Terbaru, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Perangkat ajar adalah kumpulan dokumen pembelajaran yang membantu guru melaksanakan kegiatan belajar sesuai Capaian Pembelajaran (CP). Di Kurikulum Merdeka, perangkat ajar terdiri dari:
Perangkat ini menjadi panduan fleksibel bagi guru untuk menyesuaikan kegiatan belajar dengan konteks lokal, karakter siswa, dan isu kekinian.
Kelas 10 merupakan fondasi penting dalam pembelajaran Sejarah Indonesia dan Dunia. Berdasarkan dokumen CP Kemendikbudristek, tujuan utama pembelajaran Sejarah di fase E (kelas 10–12) adalah membentuk kesadaran sejarah dan identitas kebangsaan.
Beberapa tujuan spesifik antara lain:
Dengan tujuan tersebut, siswa tidak hanya memahami “apa yang terjadi”, tetapi juga “mengapa” dan “bagaimana” sejarah memengaruhi kehidupan modern.
Kurikulum Merdeka membagi pembelajaran Sejarah Kelas 10 menjadi beberapa topik utama yang relevan dan kontekstual:
Pendekatan Kurikulum Merdeka menempatkan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai penjelajah waktu.
Misalnya, saat membahas kerajaan Majapahit, guru dapat memulai dengan storytelling: kisah Gajah Mada yang mengucapkan Sumpah Palapa bukan sekadar janji politik, tetapi simbol integrasi nasional pertama di Nusantara.
Melalui kisah ini, siswa bisa berdiskusi tentang arti persatuan dalam konteks Indonesia modern.
Pendekatan inquiry-based learning (pembelajaran berbasis penemuan) juga sangat dianjurkan. Siswa diajak meneliti sumber primer, seperti prasasti, naskah kuno, atau foto-foto kolonial, untuk menyusun narasi sejarah versi mereka sendiri.
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka menekankan proses, bukan hanya hasil. Guru dapat menggunakan berbagai bentuk asesmen:
Contohnya, siswa dapat membuat peta waktu digital (timeline) peristiwa sejarah dengan aplikasi Canva atau Tiki-Toki. Aktivitas ini melatih berpikir kronologis dan kreatif sekaligus memperkuat literasi digital.
Setiap perangkat ajar Sejarah di Kurikulum Merdeka diharapkan menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
Misalnya, ketika mempelajari perjuangan bangsa Indonesia, siswa dapat berdiskusi tentang nilai gotong royong dalam perjuangan rakyat melawan kolonialisme kemudian membandingkannya dengan solidaritas sosial masa kini.
Era digital membuka peluang baru dalam pembelajaran sejarah. Guru kini dapat menggunakan:
Data UNESCO (2023) menunjukkan bahwa integrasi teknologi meningkatkan minat belajar sejarah hingga 43% di kalangan siswa SMA, karena pengalaman belajar menjadi lebih interaktif dan kontekstual.
Meski perangkat ajar sudah lengkap, banyak guru masih menghadapi tantangan seperti:
Solusinya adalah kolaborasi dan berbagi praktik baik antar guru. Komunitas guru Sejarah di platform Merdeka Mengajar atau grup MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dapat menjadi ruang berbagi perangkat ajar dan inovasi pembelajaran.
Bagi guru yang ingin menyusun perangkat ajar sesuai kebutuhan sekolah, berikut langkah-langkah praktis:
Perangkat ajar Sejarah Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka bukan sekadar panduan administratif. Ia adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan antara cerita nenek moyang dan cita-cita generasi muda.
Dengan perangkat ajar yang kontekstual, kolaboratif, dan berbasis teknologi, pembelajaran Sejarah akan menjadi pengalaman yang inspiratif, membangkitkan rasa cinta tanah air, dan membentuk karakter pelajar Pancasila sejati.