websejarah.com – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) telah mengubah paradigma pendidikan global. Salah satu terobosan signifikan adalah penerapan deep learning dalam sistem pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Melalui pendekatan ini, guru dan siswa dapat memanfaatkan data, analisis, serta model pembelajaran adaptif untuk menciptakan proses belajar yang lebih bermakna.
Artikel ini membahas secara mendalam tentang Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning Kurikulum Merdeka, mulai dari konsep, prinsip penyusunan, manfaat, hingga penerapannya dalam lingkungan sekolah.
Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning semua kelas, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:
Perangkat ajar adalah sekumpulan dokumen yang disusun untuk memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran (CP) dan profil pelajar Pancasila.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar mencakup modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), media ajar, serta asesmen formatif dan sumatif.
Mata pelajaran Prakarya memiliki fokus pada pengembangan keterampilan, kreativitas, dan kemandirian peserta didik melalui kegiatan berbasis proyek (project-based learning). Bidang yang diajarkan meliputi rekayasa, kerajinan, budidaya, dan pengolahan.
Integrasi konsep deep learning dalam pembelajaran Prakarya bukan hanya mengacu pada teknologi AI, tetapi juga pada pendekatan pedagogis “pembelajaran mendalam”, di mana siswa diajak untuk memahami konsep secara utuh, berpikir kritis, dan mengaitkan teori dengan praktik nyata.
Dalam dunia teknologi, deep learning adalah cabang dari machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) untuk menganalisis data kompleks.
Namun, dalam konteks pendidikan, istilah ini juga bermakna pembelajaran mendalam (deep learning pedagogy), yaitu pendekatan yang menekankan keterlibatan aktif siswa dalam memahami konsep, bukan sekadar menghafal fakta.
Menurut penelitian dari Hattie (2018), pembelajaran mendalam memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan hasil belajar karena siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills) seperti analisis, evaluasi, dan kreasi.
Dalam Kurikulum Merdeka, deep learning sejalan dengan prinsip student-centered learning, di mana guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran.
Implementasi deep learning dalam pembelajaran Prakarya dapat diwujudkan melalui beberapa strategi inovatif, di antaranya:
Dengan penerapan metode ini, pembelajaran tidak hanya menghasilkan produk fisik, tetapi juga mengembangkan kecerdasan data, kolaborasi, dan berpikir sistematis.
Perangkat ajar yang baik harus memenuhi elemen-elemen berikut:
Salah satu bentuk penerapan Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning adalah proyek “Smart Garden dengan Sensor AI”. Dalam proyek ini, siswa diajak untuk:
Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya mempelajari aspek rekayasa dan teknologi, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital.
Penerapan perangkat ajar berbasis deep learning memiliki dampak yang luas terhadap kualitas pembelajaran, antara lain:
Penelitian oleh OECD (2023) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis proyek digital mengalami peningkatan 28% dalam capaian kompetensi abad 21, termasuk kreativitas, komunikasi, dan literasi teknologi.
Meskipun potensinya besar, implementasi perangkat ajar deep learning juga menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
Dengan pendekatan adaptif dan kolaboratif, tantangan tersebut dapat diatasi secara efektif, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang fleksibel dan berorientasi pada pengembangan karakter.
Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning Kurikulum Merdeka adalah inovasi strategis dalam dunia pendidikan Indonesia.
Dengan menggabungkan prinsip pembelajaran mendalam, teknologi kecerdasan buatan, dan pendekatan berbasis proyek, guru dapat menciptakan proses belajar yang lebih kontekstual, kreatif, dan relevan dengan tantangan abad ke-21.
Integrasi deep learning tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga memperkuat profil pelajar Pancasila yang beriman, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Melalui kolaborasi antara guru, sekolah, dan ekosistem digital pendidikan, Indonesia dapat melangkah menuju transformasi pendidikan yang lebih adaptif, humanis, dan berbasis data.
Dengan demikian, perangkat ajar berbasis deep learning bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan langkah konkret menuju pendidikan berkualitas tinggi di era digital.