Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning Kurikulum Merdeka

websejarah.com – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) telah mengubah paradigma pendidikan global. Salah satu terobosan signifikan adalah penerapan deep learning dalam sistem pembelajaran Kurikulum Merdeka.

Melalui pendekatan ini, guru dan siswa dapat memanfaatkan data, analisis, serta model pembelajaran adaptif untuk menciptakan proses belajar yang lebih bermakna.

Artikel ini membahas secara mendalam tentang Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning Kurikulum Merdeka, mulai dari konsep, prinsip penyusunan, manfaat, hingga penerapannya dalam lingkungan sekolah.

Download contoh Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning

Untuk mendapatkan Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning semua kelas, silahkan unduh melalui tautan yang kami sediakan di bawah ini:

SMP/MTs

  • Kelas 7 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 8 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 9 ( UNDUH DI SINI )

SMA/MA

  • Kelas 10 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 11 ( UNDUH DI SINI )
  • Kelas 12 ( UNDUH DI SINI )

Konsep Dasar Perangkat Ajar Prakarya

Perangkat ajar adalah sekumpulan dokumen yang disusun untuk memandu guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran (CP) dan profil pelajar Pancasila.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar mencakup modul ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), media ajar, serta asesmen formatif dan sumatif.

Mata pelajaran Prakarya memiliki fokus pada pengembangan keterampilan, kreativitas, dan kemandirian peserta didik melalui kegiatan berbasis proyek (project-based learning). Bidang yang diajarkan meliputi rekayasa, kerajinan, budidaya, dan pengolahan.

Integrasi konsep deep learning dalam pembelajaran Prakarya bukan hanya mengacu pada teknologi AI, tetapi juga pada pendekatan pedagogis “pembelajaran mendalam”, di mana siswa diajak untuk memahami konsep secara utuh, berpikir kritis, dan mengaitkan teori dengan praktik nyata.

Pengertian Deep Learning dalam Konteks Pendidikan

Dalam dunia teknologi, deep learning adalah cabang dari machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) untuk menganalisis data kompleks.

Namun, dalam konteks pendidikan, istilah ini juga bermakna pembelajaran mendalam (deep learning pedagogy), yaitu pendekatan yang menekankan keterlibatan aktif siswa dalam memahami konsep, bukan sekadar menghafal fakta.

Menurut penelitian dari Hattie (2018), pembelajaran mendalam memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan hasil belajar karena siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills) seperti analisis, evaluasi, dan kreasi.

Dalam Kurikulum Merdeka, deep learning sejalan dengan prinsip student-centered learning, di mana guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa menjadi subjek aktif dalam proses pembelajaran.

Integrasi Deep Learning pada Pembelajaran Prakarya

Implementasi deep learning dalam pembelajaran Prakarya dapat diwujudkan melalui beberapa strategi inovatif, di antaranya:

  1. Proyek berbasis teknologi digital
    Siswa dapat membuat produk atau simulasi digital menggunakan software desain, pemodelan 3D, atau aplikasi berbasis AI. Contohnya, pembuatan prototipe alat sederhana berbasis Arduino atau perancangan kemasan produk dengan desain grafis digital.
  2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning)
    Guru memberikan permasalahan nyata di bidang rekayasa atau pengolahan bahan pangan, dan siswa ditantang untuk mencari solusi menggunakan pendekatan kreatif dan logis.
  3. Kolaborasi antarbidang
    Integrasi Prakarya dengan mata pelajaran Informatika membuka peluang eksplorasi konsep deep learning secara langsung, seperti pengenalan model klasifikasi gambar sederhana menggunakan dataset lokal.
  4. Pemanfaatan data ilmiah dan riset
    Guru dapat melibatkan siswa dalam analisis data kecil, misalnya data hasil percobaan budidaya tanaman atau data penjualan produk buatan siswa, untuk melatih keterampilan berpikir analitis.

Dengan penerapan metode ini, pembelajaran tidak hanya menghasilkan produk fisik, tetapi juga mengembangkan kecerdasan data, kolaborasi, dan berpikir sistematis.

Struktur Perangkat Ajar Deep Learning Prakarya

Perangkat ajar yang baik harus memenuhi elemen-elemen berikut:

  1. Capaian Pembelajaran (CP)
    Menjelaskan kompetensi yang diharapkan sesuai fase. Misalnya, pada Fase D (SMP), siswa mampu mengidentifikasi, merancang, dan membuat produk sederhana yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
  2. Tujuan Pembelajaran (TP)
    Dirumuskan dengan kalimat operasional yang jelas, terukur, dan mengarah pada keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
  3. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
    Menguraikan tahapan kompetensi yang saling berkelanjutan untuk mencapai CP.
  4. Modul Ajar Deep Learning
    Menyajikan langkah-langkah pembelajaran interaktif berbasis proyek, dengan integrasi teknologi digital seperti simulasi, AI, atau media interaktif.
  5. Asesmen Format dan Sumatif
    Meliputi observasi proses, portofolio proyek, refleksi diri, dan penilaian berbasis rubrik yang menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
  6. Sumber Belajar
    Menggunakan kombinasi sumber cetak, digital, video edukatif, hingga dataset terbuka (open data) yang relevan dengan materi pembelajaran.

Contoh Implementasi: Proyek Rekayasa Berbasis Deep Learning

Salah satu bentuk penerapan Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning adalah proyek “Smart Garden dengan Sensor AI”. Dalam proyek ini, siswa diajak untuk:

  1. Mengidentifikasi masalah lingkungan, seperti kebutuhan penyiraman otomatis.
  2. Mendesain alat sederhana dengan mikrokontroler (misalnya Arduino) dan sensor kelembapan.
  3. Menggunakan dataset kelembapan tanah untuk melatih model AI sederhana yang menentukan kapan alat perlu menyiram tanaman.
  4. Menyajikan laporan proyek menggunakan presentasi digital interaktif.

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya mempelajari aspek rekayasa dan teknologi, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital.

Manfaat Perangkat Ajar Deep Learning bagi Siswa dan Guru

Penerapan perangkat ajar berbasis deep learning memiliki dampak yang luas terhadap kualitas pembelajaran, antara lain:

  1. Bagi Siswa:
    • Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
    • Melatih kemandirian dan tanggung jawab terhadap proyek.
    • Mengasah kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah nyata.
    • Mengembangkan literasi data dan teknologi digital.
  2. Bagi Guru:
    • Memperluas wawasan pedagogik berbasis teknologi.
    • Meningkatkan efektivitas asesmen dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based).
    • Mempermudah integrasi antar mata pelajaran melalui proyek tematik.

Penelitian oleh OECD (2023) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis proyek digital mengalami peningkatan 28% dalam capaian kompetensi abad 21, termasuk kreativitas, komunikasi, dan literasi teknologi.

Tantangan dan Solusi Penerapan Deep Learning di Sekolah

Meskipun potensinya besar, implementasi perangkat ajar deep learning juga menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

  1. Keterbatasan infrastruktur digital di sekolah.
    Solusi: Memanfaatkan perangkat sederhana dan open-source seperti Google Colab, Arduino, atau software desain gratis.
  2. Kurangnya pelatihan guru terkait teknologi AI dan pembelajaran digital.
    Solusi: Pelatihan dan komunitas guru inovatif dapat menjadi wadah berbagi praktik baik.
  3. Keterbatasan waktu pembelajaran.
    Solusi: Mengintegrasikan proyek lintas mata pelajaran agar efisien dan relevan.
  4. Kesiapan siswa menghadapi pembelajaran berbasis data.
    Solusi: Meningkatkan literasi digital dan numerasi secara bertahap sesuai fase pembelajaran.

Dengan pendekatan adaptif dan kolaboratif, tantangan tersebut dapat diatasi secara efektif, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang fleksibel dan berorientasi pada pengembangan karakter.

Perangkat Ajar Prakarya Deep Learning Kurikulum Merdeka adalah inovasi strategis dalam dunia pendidikan Indonesia.

Dengan menggabungkan prinsip pembelajaran mendalam, teknologi kecerdasan buatan, dan pendekatan berbasis proyek, guru dapat menciptakan proses belajar yang lebih kontekstual, kreatif, dan relevan dengan tantangan abad ke-21.

Integrasi deep learning tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga memperkuat profil pelajar Pancasila yang beriman, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Melalui kolaborasi antara guru, sekolah, dan ekosistem digital pendidikan, Indonesia dapat melangkah menuju transformasi pendidikan yang lebih adaptif, humanis, dan berbasis data.

Dengan demikian, perangkat ajar berbasis deep learning bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan langkah konkret menuju pendidikan berkualitas tinggi di era digital.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Artikel Terkait
Perangkat Ajar Sosiologi Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Sosiologi Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Teater Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Teater Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Tari Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Tari Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Rupa Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Rupa Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Musik Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar Seni Musik Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar PPKN Deep Learning Kurikulum Merdeka

Perangkat Ajar PPKN Deep Learning Kurikulum Merdeka