websejarah.com – Mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah merupakan salah satu fondasi penting bagi mahasiswa pendidikan sejarah. Mata kuliah ini membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh mengenai pengertian sejarah sebagai ilmu, metode ilmiah dalam sejarah, serta penggunaan sumber sejarah.
Tujuannya adalah agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat ilmu sejarah, karakteristiknya, nilai-nilainya, dan kegunaannya, terutama sebagai wahana pendidikan.
Kata “sejarah” memiliki berbagai akar bahasa:
Dari berbagai definisi, sejarah dapat dipahami sebagai rekaman dan interpretasi kejadian masa lampau, khususnya perilaku manusia, yang disusun secara kronologis dan ilmiah agar mudah dipahami.
Sejarah memiliki tiga dimensi:
Objek studi sejarah adalah manusia dan segala aktivitasnya, baik dalam kaitannya dengan alam maupun budaya. Dalam arti luas, mencakup masa sebelum tulisan (nirleka) hingga masa setelah dikenalnya tulisan.
Sejarah memenuhi kriteria ilmu: sistematis, koheren, valid, akurat, objektif, memiliki hukum dan generalisasi, serta dapat memberikan prediksi (walau terbatas). Namun, berbeda dari ilmu alam yang mempelajari gejala yang dapat diulang di laboratorium, sejarah mempelajari peristiwa unik dan partikularistik yang hanya terjadi sekali. Oleh karena itu, sejarah bersifat diakronis (berurutan dalam waktu), ideografik (menggambarkan peristiwa khusus), dan sulit untuk diprediksi secara pasti.
Metode sejarah mencakup tiga tahap utama:
Metode penelitian sejarah dilakukan dengan memilih topik yang tepat, mengumpulkan bukti, mencatat data penting, mengevaluasi secara kritis, lalu menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang komunikatif. Teknik yang digunakan bisa berupa studi pustaka, wawancara (oral history), observasi lapangan, hingga ekskavasi.
Sumber sejarah dibedakan menjadi:
Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah bisa berupa dokumen, artefak, visual, lisan, maupun digital.
Keduanya penting, tetapi tradisi lisan sering mengandung unsur mitos dan tidak selalu memiliki urutan waktu yang jelas.
Historiografi modern (The New History) berbeda dengan sejarah tradisional (The Old History).
Untuk memahami masa lalu, sejarawan menggunakan ilmu bantu seperti:
Sejarah menjelaskan peristiwa melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas), baik sebab langsung maupun tidak langsung.
Penjelasan sejarah tidak hanya mencatat apa, kapan, dan di mana, tetapi juga bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.
Sejarawan berupaya memahami peristiwa dari dalam (internal meaning), sehingga mampu memberi makna pada data yang diperoleh.
Untuk memudahkan pemahaman, sejarah dibagi ke dalam periode-periode tertentu, baik secara temporal (jaman kuno, abad pertengahan, jaman baru, jaman modern) maupun tematis (politik, sosial, ekonomi).
Di Indonesia, periodisasi mencakup masa prasejarah, kerajaan-kerajaan awal, kerajaan-kerajaan Islam, masa kolonial, hingga kemerdekaan.
Sejarah bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga memiliki fungsi mendidik dan menginspirasi:
Dengan demikian, mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah tidak hanya mengajarkan fakta, tetapi juga mengajarkan cara berpikir sejarah: mengumpulkan bukti, menganalisis, menginterpretasi, dan menyajikannya dengan objektif.
Sejarah berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, sehingga mahasiswa dapat memahami dinamika manusia dan masyarakat secara lebih mendalam.