Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik Di Mata Indonesianis

Narasi Lengkap – Republik di Mata Indonesianis

Buku Liputan Khusus Tempo – Republik di Mata Indonesianis berisi kumpulan wawancara dan esai dari sejumlah Indonesianis, yaitu para sarjana dan peneliti asing yang mengkaji Indonesia secara serius.

Buku ini menghadirkan refleksi kritis tentang perjalanan sejarah, politik, budaya, dan masyarakat Indonesia dari sudut pandang luar, tetapi dengan wawasan yang mendalam.

Potret Indonesia dari Mata Dunia

Para Indonesianis melihat Indonesia sebagai negara dengan dinamika yang kompleks. Mereka mengamati bahwa bangsa ini memiliki keragaman etnis, budaya, dan agama yang luar biasa, yang menjadi kekuatan sekaligus tantangan.

Mereka memuji kemampuan Indonesia menjaga persatuan setelah kemerdekaan, tetapi juga mengkritisi berbagai problem politik, seperti korupsi, kesenjangan sosial, dan lemahnya penegakan hukum.

Refleksi tentang Sejarah dan Politik

Beberapa Indonesianis menyoroti periode kolonial sebagai salah satu faktor pembentuk identitas nasional Indonesia.

Mereka melihat perjuangan kemerdekaan bukan hanya sebagai perang fisik melawan penjajah, tetapi juga sebagai perjuangan ideologis yang membentuk kesadaran kebangsaan.

Era pasca-kemerdekaan juga menjadi sorotan:

  • Demokrasi Parlementer (1945–1959) dilihat sebagai masa eksperimentasi politik yang penuh gejolak.
  • Orde Lama dan munculnya Demokrasi Terpimpin dikritisi karena mengikis kebebasan politik.
  • Orde Baru dipuji karena membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, tetapi dikritik karena otoritarianisme dan pelanggaran HAM.
  • Era Reformasi dianggap membawa kebebasan baru, meskipun masih diwarnai masalah korupsi, oligarki, dan politik uang.

Budaya, Agama, dan Masyarakat

Para Indonesianis juga mengkaji dinamika budaya dan agama di Indonesia. Mereka melihat Islam di Indonesia sebagai unik karena cenderung moderat dan inklusif. Namun, mereka mengingatkan adanya arus konservatif yang menguat di era kontemporer.

Dari sisi sosial, mereka mencatat perubahan cepat akibat urbanisasi, globalisasi, dan perkembangan teknologi.

Hal ini menciptakan peluang, tetapi juga memunculkan masalah baru seperti ketimpangan digital dan konflik identitas.

Ekonomi dan Pembangunan

Banyak Indonesianis memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama pasca-krisis 1998. Namun, mereka juga menyoroti masalah pemerataan: sebagian wilayah dan kelompok masyarakat masih tertinggal. Tantangan lain adalah ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan kerentanan terhadap krisis global.

Harapan dan Kritik

Secara umum, para Indonesianis menyampaikan harapan bahwa Indonesia dapat terus memperkuat demokrasi, menegakkan hukum, dan memajukan pendidikan.

Mereka percaya Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan pemain penting di Asia Tenggara, selama mampu mengelola pluralisme dan memberantas korupsi.


Buku ini memberikan cermin yang jujur bagi Indonesia: memperlihatkan kekuatan sekaligus kelemahan bangsa ini.

Perspektif para Indonesianis memperkaya pemahaman kita tentang perjalanan sejarah dan tantangan masa depan, serta mengajak pembaca untuk melihat Indonesia dengan kacamata kritis namun penuh harapan.

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Artikel Terkait
Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris

Historisisme Baru dan Kesadaran Dekonstruktif: Kajian Kritis Terhadap Historiografi Indonesiasentris

Sejarah Lisan Orang Biasa, Sebuah Pengalaman Penelitian

Sejarah Lisan Orang Biasa, Sebuah Pengalaman Penelitian

Pengantar Ilmu Sejarah bagi pembelajar masa lalu

Pengantar Ilmu Sejarah bagi pembelajar masa lalu