Tulisan Historisisme karya Bambang Purwanto membahas secara mendalam aliran pemikiran historisisme dalam historiografi.
Historisisme dipahami sebagai sebuah pendekatan dalam ilmu sejarah yang menekankan pentingnya memahami peristiwa masa lalu dalam konteks waktunya, bukan dengan mengukurnya menggunakan nilai-nilai masa kini.
Historisisme adalah pandangan bahwa setiap peristiwa sejarah bersifat unik, terjadi sekali, dan hanya dapat dipahami dengan menelusuri konteks spesifiknya.
Pendekatan ini menolak generalisasi berlebihan yang memaksakan hukum-hukum universal atas sejarah. Sejarah, menurut historisisme, adalah studi tentang individualitas – setiap peristiwa memiliki makna yang khas.
Bambang Purwanto menegaskan bahwa historisisme berbeda dengan positivisme. Jika positivisme menekankan hukum-hukum universal dan pengulangan gejala, historisisme justru menekankan keterkaitan antara peristiwa dan konteksnya.
Ini membuat sejarah lebih bersifat idiografis (menggambarkan sesuatu yang unik) daripada nomotetis (mencari hukum umum).
Historisisme berkembang kuat di Eropa, terutama Jerman, pada abad ke-19. Tokoh-tokoh penting aliran ini antara lain:
Historisisme memiliki beberapa ciri utama:
Historisisme telah memberikan sumbangan besar bagi perkembangan ilmu sejarah. Aliran ini mendorong sejarawan untuk:
Dengan demikian, historisisme melahirkan historiografi yang lebih objektif, meskipun tetap diakui bahwa objektivitas absolut sulit dicapai.
Bambang Purwanto juga mengulas kritik terhadap historisisme. Beberapa sarjana menilai historisisme terlalu fokus pada keunikan peristiwa sehingga sulit menghasilkan teori umum.
Selain itu, historisisme dianggap kurang memberikan solusi terhadap permasalahan masa kini karena terlalu terikat pada masa lalu.
Di era kontemporer, pendekatan ini diperkaya dengan teori sosial dan ilmu humaniora lainnya agar sejarah lebih relevan dengan persoalan modern.
Meskipun mendapat kritik, historisisme tetap penting dalam dunia historiografi. Ia mengajarkan kita pentingnya empati sejarah mencoba memahami cara berpikir manusia di masa lalu sesuai dengan konteksnya.
Historisisme juga menjadi dasar bagi metodologi sejarah modern, terutama dalam hal penekanan pada sumber primer, kritik historis, dan rekonstruksi yang cermat.
Historisisme merupakan pilar penting dalam perkembangan ilmu sejarah. Ia mempengaruhi cara sejarawan meneliti, menafsirkan, dan menulis sejarah, dengan menekankan keunikan peristiwa, konteks, dan sumber primer.
Meskipun dihadapkan pada kritik karena minimnya generalisasi, historisisme tetap relevan sebagai pendekatan yang menjaga integritas dan kedalaman pemahaman terhadap masa lalu.