websejarah.com – Candi Sambisari di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menyimpan rahasia besar mengenai penciptaan alam semesta dan sejarah kebudayaan Hindu di Indonesia.
Candi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani pada tahun 1966 saat menggali tanah. Setelah dilakukan penggalian dan penelitian, candi yang terkubur sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah ini berhasil dipulihkan selama 20 tahun dan kini menjadi salah satu situs purbakala yang lengkap dan unik.
Sambisari merupakan candi Hindu yang didedikasikan untuk Dewa Siwa, ditandai dengan keberadaan yoni-lingga yang lengkap di ruang utama candi, serta patung Durga Mahisasuramardini, Ganesha, dan Agastya di beberapa nis.
Candi ini juga memiliki keunikan dalam ornamen dan dekorasi seperti antefix yang berlimpah dan motif pūrņakalaśa yang melambangkan kesuburan dan penciptaan alam semesta.
Menurut kitab-kitab Purana, penciptaan alam semesta bermula dari kekosongan dan air, kemudian muncul telur kosmik bernama Hiranyagarbha, dari mana Brahma lahir dan menciptakan alam semesta.
Simbol-simbol ini tergambar dalam relief dan ornamen candi Sambisari, khususnya motif pūrņakalaśa yang berkembang menjadi berbagai bentuk vas dan lambang air.
Penemuan lempengan emas bertuliskan mantra penghormatan kepada Dewa Siwa memperkuat bahwa candi ini adalah tempat pemujaan Siwa.
Namun, ditemukannya patung Vajrapani bodhisatwa Mahayanamenimbulkan pertanyaan tentang keberadaan unsur Buddha di kompleks candi Hindu ini.
Struktur candi yang tersusun secara konsentris dan teknik pembangunannya menunjukkan bahwa candi ini berasal dari periode Medang Kuno sekitar abad ke-9 Masehi, kemungkinan dibangun pada masa pemerintahan Maharaja Rakai Garung. Candi ini pernah tertimbun oleh erupsi Gunung Merapi pada tahun 1906.
Sayangnya, situs ini pernah mengalami pencurian artefak penting seperti patung Mahakala dan Nandiswara, yang mencerminkan masalah serius dalam pelestarian warisan budaya.
Meskipun begitu, nilai sejarah dan filosofi Sambisari mengajarkan pentingnya menjaga dan melestarikan peninggalan nenek moyang sebagai sumber inspirasi dan kebijaksanaan.
1. Candi Sambisari sebagai simbol kebudayaan Hindu di Jawa Tengah
Candi ini bukan hanya sebuah bangunan, melainkan juga perwujudan filosofi Hindu tentang asal usul alam semesta, yang menggambarkan hubungan spiritual antara manusia, alam, dan Tuhan dalam konteks lokal.
2. Yoni-lingga dan representasi mitologis Samudramanthana
Yoni dan lingga yang lengkap, serta dukungan ular dan kura-kura, merupakan simbol penting dalam mitologi Hindu yang menunjukkan proses penciptaan dan kesuburan, menghubungkan candi ini dengan cerita kosmologis besar yang diwariskan secara turun-temurun.
3. Motif pūrņakalaśa sebagai lambang penciptaan dan kesuburan
Ornamen ini merupakan simbol kosmik yang berasal dari padmamūla dan berkembang menjadi berbagai bentuk vas atau kumbha, yang melambangkan harapan nenek moyang terhadap kemakmuran dan keseimbangan alam.
4. Hubungan mitologi Hindu dan Vaishnawa tentang penciptaan alam semesta
Versi penciptaan dari Brahma Purana dan Brahmanda Purana mengandung elemen universal yang sama, seperti air, telur kosmik, dan teratai, yang membuktikan konsistensi dan kedalaman filosofi Hindu di berbagai aliran.
5. Penemuan artefak emas dan patung Buddha di situs Hindu
Lempengan emas bertuliskan mantra Siwa mempertegas fungsi candi, sementara patung Vajrapani menimbulkan spekulasi tentang interaksi atau tumpang tindih antara budaya Hindu dan Buddha pada masa itu.
6. Teknik konstruksi dan gaya arsitektur sebagai indikator periode sejarah
Gaya Medang Kuno yang terlihat pada candi ini dan kemiripannya dengan candi-candi lain seperti Prambanan menunjukkan kesinambungan budaya dan teknologi pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi.
7. Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap situs purbakala
Peristiwa alam yang dahsyat ini menyelimuti candi dan menguburnya selama berabad-abad, sekaligus menjadi saksi bisu bagaimana alam dan sejarah saling berinteraksi dan mempengaruhi eksistensi budaya.
Candi Sambisari bukan hanya sebuah warisan arkeologis, tetapi juga sebuah mahakarya yang mengandung filosofi mendalam mengenai penciptaan alam semesta dan kepercayaan masyarakat Hindu kuno di Jawa.
Melalui ornamen, relief, dan struktur arsitekturnya, candi ini mengajarkan kita tentang keseimbangan antara mitos, spiritualitas, dan sejarah.
Namun, ancaman pencurian dan kurangnya kesadaran pelestarian menjadi pekerjaan rumah besar yang harus dihadapi demi menjaga agar warisan ini tetap lestari bagi generasi mendatang.
Melalui pemahaman mendalam dan penghargaan yang tulus, kita dapat menghormati para leluhur dan menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.